BLOG

— BLOG —

Unlocking the Metaverse: Strategi Branding di Era Digital yang Baru

Metaverse telah muncul sebagai lanskap digital yang membawa cara baru bagi brand untuk terhubung dan engage dengan audiens target mereka. Dunia virtual yang imersif ini menghadirkan peluang unik bagi brand untuk membangun kehadiran yang menarik dan mendorong interaksi yang berbeda dengan konsumen. Namun, menavigasi pemasaran di metaverse membutuhkan pendekatan strategis.

 

Artikel ini mengeksplorasi Metaverse Engagement Model, sebuah kerangka kerja komprehensif yang dirancang untuk memandu brand melalui proses membangun dan mengoptimalkan kehadiran mereka di metaverse. Kerangka kerja ini dicetuskan oleh Bilhigan melalui Jurnal Ritel dan Layanan Konsumen, agar brand bisa lebih terstruktur dalam pendekatannya di berbagai platform metaverse.

 

Metaverse Engagement Model

Metaverse Engagement Model adalah kerangka yang menguraikan proses langkah demi langkah dalam memanfaatkan metaverse untuk  pemasaran dan pengembangan brand. Model ini berfungsi untuk memberikan peta jalan strategis bagi brand dalam menyusun rencana pemasaran melalui metaverse mulai dari mendefinisikan strategi dan tujuan brand hingga mengukur dan menyempurnakan engagement activities. Tujuan akhir dari model ini untuk membantu meningkatkan visibilitas brand dan loyalitas pelanggan melalui medium Metaverse.

Gambar 1
Metaverse Engagement Model

 

Dengan proses yang bersiklus dan terdiri dari 6 tahap, model ini dirancang untuk memandu brand agar bisa engage dengan konsumen di metaverse secara efektif. Tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut:

Brand Strategy and Objective Setting

Di tahap pertama ini berupa penetapan strategi brand dan objektifnya dalam menggunakan metaverse sebagai media pemasaran. Objektifnya dapat beragam mulai dari meningkatkan brand awareness, menyediakan pengalaman yang imersif, meningkatkan penjualan, membangun customer loyalty, dan berbagai objektif lainnya yang disesuaikan dengan strategi brand secara keseluruhan.

 

Sangat penting bahwa strategi metaverse sebuah brand selaras dengan inti pesan, identitas, dan nilai-nilai brand-nya. Hal ini memastikan konsistensi dan mencegah ambiguitas yang dapat membingungkan konsumen. Selain itu tentunya brand perlu menentukan sumber daya yang ingin mereka kerahkan pada strategi metaverse-nya termasuk segi keuangan, teknologi, dan sumber daya manusia.

 

Metaverse Platform Selection

Setelah menentukan strategi dan objektif, selanjutnya brand perlu menentukan di platform metaverse mana mereka ingin mengeksekusi strateginya. Disini brand harus me-riset dan memahami berbagai platform metaverse yang berbeda. Tiap platform dapat memiliki demografi pengguna dan lingkungan yang berbeda. Platform yang dipilih perlu sesuai dengan citra, nilai, dan target audiens brand. Misalnya jika sebuah brand menargetkan demografi yang lebih muda bisa memilih platform yang populer untuk bermain game dan interaksi sosial.

 

Selain itu, tiap platform juga memerlukan kemampuan teknologi baik itu tinggi, maupun rendah untuk bisa dijalankan. Maka dari itu persyaratan teknologi dan aksesibilitas sebuah platform harus dipertimbangkan. Brand perlu memastikan bahwa target audiens mereka bisa mengakses platform dan engage dengan kehadiran brand di metaverse dengan mudah.

 

Content Creation and Brand Messaging

Metaverse memberikan peluang yang unik bagi brand untuk menceritakan kisah mereka secara imersif dan interaktif. Di tahap ini brand perlu mengembangkan strategi konten yang selaras dengan identitas brand-nya dan sesuai dengan target audiens mereka dalam metaverse. Hal ini mencakup pemahaman jenis konten apa yang paling efektif untuk berinteraksi dengan pengguna platform metaverse yang telah dipilih brand.

 

Brand juga patut mempertimbangkan berbagai format konten yang sesuai untuk metaverse, seperti lingkungan 3D, produk virtual, avatar, dan pengalaman interaktif. Tentunya konten yang ditawarkan juga harus menarik secara visual, engaging, dan informatif. Pesan brand yang disampaikan juga akan lebih baik apabila disesuaikan dengan platform metaverse yang berbeda-beda dan juga target audiensnya.

 

Metaverse Engagement Activities

Di tahap ini brand mengimplementasikan kegiatan-kegiatan yang spesifik untuk berinteraksi dengan target audiens mereka di platform yang telah ditentukan oleh brand. Aktivitas-aktivitas ini bentuknya bervariasi tergantung pada tujuan merek, target audiens, dan karakteristik platform metaverse itu sendiri.

 

Yang jelas, tujuan dari kegiatan-kegiatan pada tahap ini adalah untuk menciptakan pengalaman yang lebih mendalam dan interaktif bagi pengguna (audiens), menumbuhkan hubungan mereka dengan brand, bahkan berpotensi untuk meningkatkan loyalitas brand. Kegiatan di metaverse ini penting untuk dipilih dengan hati-hati oleh brand, pastikan kegiatannya selaras dengan image brand-nya dan sesuai dengan target audiens brand agar pencapaian tujuan pemasaran dan engagement dari audiens bisa maksimal.

 

Measurement dan Analytics

Tahap kelima dari Metaverse Engagement Model ini berfokus pada penilaian efektivitas strategi pemasaran dan aktivitas brand di metaverse. Pada tahap brand  perlu menentukan metrik mana yang paling relevan untuk mengevaluasi keberhasilan inisiatif metaverse mereka. Metrik ini bisa mencakup tingkat engagement seperti Clickthrough rates, time spent, jumlah interaksi hingga brand awareness seperti brand mentions dan berbagai metrik lainnya.

 

Maka dari itu brand juga perlu menerapkan alat atau sistem yang men-track dan mengumpulkan data yang terkait dengan metrik yang telah ditetapkan. Pengumpulan data ini bisa melalui penggunaan platform analitik, survei, dan lainnya. Setelahnya data yang telah dikumpulkan dianalisis agar brand mendapatkan wawasan tentang bagaimana audiens berinteraksi dengan brand di metaverse dan seberapa efektif aktivitas yang telah dilaksanakan demi mencapai goals brand. 

 

Melalui tahap ini, brand bisa memperoleh informasi mengenai apa yang efektif dan apa yang perlu ditingkatkan. Informasi ini kemudian bisa digunakan untuk menyempurnakan strategi pemasaran di metaverse dan mengoptimalkan aktivitas-aktivitasnya di masa yang mendatang demi hasil yang lebih baik.

 

Review dan Refine

Tahap keenam dan terakhir dari Metaverse Engagement Model ini sangat penting karena memberikan brand ruang untuk terus berkembang dan meningkatkan strategi pemasaran metaverse mereka berdasarkan informasi yang sudah dikumpulkan di tahap-tahap sebelumnya, terutama Measurement dan analytics.

 

Di tahap ini, brand perlu meninjau kinerja mereka secara keseluruhan dari strategi pemasaran metaverse beserta aktivitasnya berdasarkan data yang dikumpulkan dan dianalisis di tahap sebelumnya, juga meninjau aspek apa saja yang berhasil dan apa yang perlu ditingkatkan. Setelahnya, lakukan penyesuaian yang diperlukan terhadap strategi pemasaran, konten, dan aktivitas brand di metaverse. Hal ini bisa mencakup penyesuaian terhadap aktivitas yang sudah ada, menawarkan aktivitas baru, atau bahkan beralih ke platform metaverse yang berbeda.

 

Kesimpulan

Secara keseluruhan, Metaverse Engagement Model menawarkan kerangka kerja yang berharga bagi brand dalam mengarungi kompleksitas metaverse dan memanfaatkan potensinya untuk terhubung dengan audiens. Dengan mengikuti enam tahap model ini, brand bisa lebih terstruktur dalam membangun strategi dan mencapai tujuan pemasaran mereka di metaverse.

 

Serupa seperti media sosial, metaverse merupakan lanskap yang terus berkembang. Brand perlu fleksibel dan adaptif, juga terus meninjau serta menyempurnakan strategi mereka seiring perkembangan teknologi dan berubahnya perilaku pengguna. Dengan pemikiran yang inovatif dan kemauan untuk bereksperimen, brand bisa membuka potensi metaverse dan membentuk standar baru dalam berinteraksi dengan audiens.

 

Get our lattest news

Be the first to get notifications from us by subscribing to our newsfeed.
digital agency

GETTING WORK TOGETHER

— GETTING WORK TOGETHER

TELL US ABOUT YOUR PROJECT RIGHT NOW

BLOG

— BLOG —

SPREADING THE INSIGHT