BLOG
— BLOG —
Musik Lo-Fi Bisa Tingkatkan Produktivitas?
Pernah dengar istilah musik lo-fi? Atau mungkin pernah lihat sebuah gambar ala Ghibli Studio yang biasanya dijadikan thumbnail? Lalu apa hubungannya dengan produktivitas?
Biasanya buat mereka yang sering bekerja di depan monitor tentu sudah merasa familiar, sambil membuka Spotify atau YouTube dan mendengarkan beberapa playlist sambil melakukan pekerjaannya.
Buat yang belum tahu, yuk kita simak apa itu musik lo-fi.
Lo-fi menurut Bang Wiki
Lo-fi (bisa juga dituliskan lofi atau low-fi; kependekan dari low fidelity) adalah kualitas produksi musik yang direkam biasanya memiliki elemen dan unsur yang dianggap sebagai ketidaksempurnaan suara dalam perekaman, yang terkadang juga dipilih secara tidak disengaja. Standar kualitas suara (fidelity) dan produksi musik ini telah berkembang selama beberapa dekade, yang artinya beberapa contoh lo-fi yang lebih lawas awalnya tidak dikenali. Lo-fi mulai dikenal sebagai gaya musik populer di tahun 1990-an, yang saat itu telah berganti dan disebut sebagai musik DIY (Do it yourself; bahasa Indonesia: Swakriya).
Distorsi harmonisa dan “keramahan suara analog” terkadang dikarutkan sebagai fitur inti dari musik lo-fi. Secara tradisional, lo-fi telah dicirikan oleh penyertaan elemen yang biasanya dianggap tidak diinginkan dalam konteks profesional, seperti nada yang salah diputar, gangguan lingkungan sekitar (derau), atau ketidaksempurnaan suara fonograf (penurunan kualitas sinyal audio, desisan pita kaset, dan lain sebagainya).
Pada tahun 1980-an hingga 1990-an, Lo-Fi dianggap sebagai bentuk produksi musik yang lebih otentik dibandingkan metode profesional, sehingga banyak penyanyi punk, indie, rock, dan hip-hop yang mengejar estetika Lo-Fi. Musik lo-fi mengacu pada musik dengan karakteristik yang khas, yaitu suara rendah dan tidak halus, tetapi sedikit kebisingan yang justru ikut memperindah dan menambah estetika suara. Musik lo-fi menekankan kualitas rekaman analog buatan sendiri yang tidak sempurna dengan hasil audio yang menerawang dan suara retro yang santai. Saat ini musik lo-fi sudah berkembang menjadi jenis musik gabungan antara hip-hop dan jazz yang kemudian dimodifikasi menjadi musik sederhana yang memiliki etstetika dan ciri khas sehingga mudah melekat dan diingat pada saat didengarkan.
Pengaruhnya dengan produktivitas
Pandangan beragam tentang musik lo-fi ini tentunya berasal dari opini mereka yang setidaknya pernah mendengarkan jenis musik ini. Dan sayangnya pula, belum banyak dukungan data saintifik yang membuktikan bahwa musik lo-fi terbukti meningkatkan produktivitas secara langsung.
Namun, bukan berarti pendapat ini salah seluruhnya. Alunan musik yang lembut diyakini mampu membuat perasaan pendengarnya lebih rileks, detak jantung lebih teratur, sehingga bisa meningkatkan konsentrasi, dan meningkatkan produktivitas juga pada akhirnya. Kondisi riuh ramai justru membuat mereka kehilangan konsentrasi. Atau bahkan pendapat lainnya mengatakan bahwa kondisi yang terlalu sunyi malah membuat mereka takut dan menjadi overthinking.
Tapi, yang namanya preferensi pastinya akan berbeda-beda. Mungkin kamu harus coba dengarkan terlebih dahulu seperti apa musik lo-fi yang akan kita sajikan di video berikut. Gimana menurutmu?
Get our lattest news

BLOG
— BLOG —
SPREADING THE INSIGHT

Musik Lo-Fi Bisa Tingkatkan Produktivitas?
Pernah dengar istilah musik lo-fi? Atau mungkin pernah lihat sebuah gambar ala Ghibli Studio yang biasanya dijadikan…

UMKM Naik Kelas? Simak dan Ikuti Strategi Bisnis Ini
Platform rantai pasok Borong Indonesia mengupayakan agar UMKM Indonesia bisa…

Merayakan Kehidupan dalam Tradisi Hari Orang Mati di Meksiko
Di Meksiko, ada sebuah tradisi perayaan Día de Muertos yang bisa diartikan sebagai hari peringatan bagi orang-orang yang telah mati atau singkatnya Hari Orang Mati. Biasanya…

5 Tips Agar Presentasi Pada Klien Lebih “Ngena”
Jadi, kamu ingin melakukan presentasi di hadapan klien, dan berharap hal-hal positif akan terjadi. Apa sih target presentasinya?