BLOG
— BLOG —
Employee-Generated Content: Peran Baru Karyawan dalam Mendongkrak Marketing Perusahaan
Employee-Generated Content: Peran Baru Karyawan dalam Mendongkrak Marketing Perusahaan
Bagaimana kita berkomunikasi dan menyampaikan pesan terutama di media sosial terus berkembang. Kini, bukan hanya brand saja yang bisa menyampaikan pesan tentang mereka, tetapi karyawan juga bisa mengambil peran dalam menyuarakan values maupun produk atau layanan brand tempat ia bekerja. Artikel ini akan membahas EGC, dan bagaimana ia dapat memberikan cara baru bagi brand untuk terhubung dengan audiens-nya.
EGC atau Employee-Generated Content merupakan konten dari seseorang yang bekerja di sebuah perusahaan atau brand tertentu. Berbeda dengan User-Generated Content (UGC), konten ini bukan buatan influencer atau konsumen melainkan dari mereka yang memiliki hubungan internal dengan brand. Konten EGC diunggah di luar akun sosial media atau resmi sebuah brand, sehingga konten bisa lebih terasa personal, relatable, dan menambahkan unsur authentic pada kontennya.
Isi dari sebuah konten EGC mengandung sesuatu yang berkaitan dengan brand-nya baik itu produk, layanan, maupun nilai-nilai yang dipegang sebuah brand. Salah satu contohnya dapat berupa membagikan pengalaman personal karyawan dalam bekerja di kantor brand-nya, yang secara tidak langsung memberitahu audiens bagaimana nilai-nilai perusahaan tersebut tercermin dari lingkungan kerjanya.
Jika ingin mencoba digambarkan, maka EGC terletak di persimpangan antara UGC dan Internal Branding. EGC mirip dengan UGC berhubungan kontennya dibuat oleh sebuah individu dan dibagikan di media sosial, tetapi juga ada keterkaitan dengan internal branding karena pembuat kontennya memiliki hubungan internal dengan brand.
Intinya, EGC adalah tentang karyawan yang menggunakan akun media sosial pribadi mereka untuk berbicara tentang brand tempat mereka bekerja, dengan cara yang terasa tulus dan independen. EGC adalah salah satu bentuk brand advocacy secara organik yang dapat memberikan dampak signifikan terhadap cara konsumen memandang brand tersebut.
Lantas pengaruh apa saja yang dibawa dari konten EGC terhadap brand? Riset kuantitatif yang dipublikasi melalui Journal of Product & Brand Management berjudul Employee-generated content: the role of perceived brand citizenship behavior and expertise on consumer behaviors dengan melaksanakan survey dan mendapatkan 442 responden, mendapatkan temuan-temuan yang menunjukkan EGC bisa berpengaruh positif terhadap citra brand.
EGC Mempengaruhi Persepsi
Riset ini menemukan ketika orang melihat pengguna media sosial yang mereka yakini sebagai karyawan sebuah brand mempost tentang brand tersebut, mereka cenderung berpikir bahwa karyawan tersebut menunjukkan perilaku yang melampaui kewajiban mereka karena sampai mengadvokasi brand dimana ia bekerja.
Temuan ini menunjukkan bahwa EGC dapat menjadi alat yang ampuh untuk membangun persepsi merek yang positif. Ketika karyawan berbagi konten terkait brand, hal ini dapat memberi kesan kepada konsumen bahwa karyawan tersebut benar-benar antusias dan berkomitmen terhadap brand. Antusiasme dan komitmen yang dirasakan ini kemudian dapat berlanjut menjadi pandangan positif terhadap brand itu sendiri.
EGC bukan sekadar postingan random. EGC adalah jenis komunikasi yang dapat membentuk cara konsumen melihat karyawan dan brand itu sendiri. Hal ini menunjukkan adanya peluang dan metode komunikasi baru dimana karyawan secara aktif berkontribusi terhadap citra brand dan persepsi konsumen yang positif.
Lebih baik dari Firm-Generated Content (FGC)?
Pada jurnal yang dipublikasi di Industrial Marketing Management dengan judul Effectiveness of B2B Social media marketing: The effect of message source and message content on social media engagement, ditemukan bahwa konten EGC bisa menghasilkan engagement yang lebih tinggi dibandingkan FGC. Penelitian ini menunjukkan ketika karyawan membuat konten tentang perusahaan mereka di akun media sosial pribadi, audiens cenderung lebih engage dengan konten tersebut dibandingkan dengan konten perusahaan yang dipost di akun resminya.
Temuan ini dapat didukung beberapa hal. Pertama, konten EGC bisa terasa lebih otentik bagi para audiens karena kontennya berasal dari perspektif seseorang, bukan dari perusahaan. Hal ini dapat membangun kepercayaan dan membuat pesan lebih mudah dipahami. Audiens bisa melihat EGC tidak terlalu berupaya untuk “menjual” dan lebih mungkin dapat dipercaya daripada pesan yang disampaikan pesan marketing brand.
EGC meng-humanize brand, yang menunjukkan orang-orang di balik sebuah brand sehingga bisa terasa lebih personal. Karyawan juga dapat dilihat sebagai ahli di bidangnya atau memiliki valuable insights. Perspektif mereka dapat dianggap lebih kredibel daripada pesan marketing secara resmi, yang kecenderungan dianggap bisa lebih tinggi.
Audiens juga mungkin lebih resisten terhadap pesan marketing yang disuarakan langsung dari perusahaan. EGC dapat dilihat sebagai upaya yang tidak terlalu persuasif dan lebih bersifat sekedar berbagi informasi yang otentik, dimana dapat menghasilkan engagement yang lebih besar.
Hasil temuan yang di dapat dari beberapa riset ini dapat menjadi bahan pertimbangan bagi sebuah brand untuk mulai mencoba mengimplementasi cara baru dalam menyampaikan pesan dan values-nya pada audiens, terutama di ruang lingkup digital. EGC menghadirkan peluang baru dalam strategi pemasaran dan komunikasi bagi brand.
Selain mempromosikan produk, EGC juga dapat memperkuat employer branding dan menarik bakat terbaik. Karyawan yang aktif membagikan konten positif tentang perusahaan mereka menunjukkan bahwa mereka bangga bekerja di sana. Hal ini dapat meningkatkan citra perusahaan sebagai tempat kerja yang baik, menarik minat calon karyawan potensial. Selain itu, EGC dapat membantu perusahaan menunjukkan budaya dan nilai-nilai mereka, menarik individu yang selaras dengan visi dan misi perusahaan.
Namun, penting bagi perusahaan untuk memiliki strategi dan pedoman yang jelas untuk EGC. Meskipun EGC dapat memberikan manfaat yang signifikan, konten yang tidak terkelola dengan baik dapat berdampak negatif pada brand. Perusahaan perlu memastikan bahwa karyawan memahami standar dan nilai-nilai perusahaan, dan memahami bahwa konten tentang perusahaan yang mereka bagikan bisa berdampak positif maupun negatif pada brand.
Ingin lebih tahu lebih lanjut bagaimana mengoptimasi brand presence di dunia digital? Hubungi kami untuk konsultasi seputar branding, digital marketing, dan digital asset development melalui tombol Contact Us yang tersedia di situs ini, atau click here.
#SEODigitalAgency #SocialMediaAgency #BrandingAgency #DigitalAgency #DigitalMarketingAgency #EGC #EmployeeGeneratedContent
Get our lattest news

BLOG
— BLOG —
SPREADING THE INSIGHT

Dampak Tersembunyi Brand Equity: Bisa Menginspirasi dan Membebani Karyawan?
Di dunia yang saling terhubung ini, sebuah brand tidak lagi hanya sekedar logo atau produk. Brand merupakan sebuah entitas yang terbentuk oleh persepsi kolektif pelanggan, stakeholders,..

Green Marketing Communication dan Pengaruhnya Terhadap Perilaku Konsumen
Isu lingkungan kini telah menjadi subjek yang tidak bisa dikesampingkan dan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, termasuk perilaku konsumen. Kesadaran akan pentingnya keberlanjutan…

Employee-Generated Content: Peran Baru Karyawan dalam Mendongkrak Marketing Perusahaan
Metaverse telah muncul sebagai lanskap digital yang membawa cara baru bagi brand untuk terhubung dan engage dengan audiens target mereka…

Unlocking the Metaverse: Strategi Branding di Era Digital yang Baru
Metaverse telah muncul sebagai lanskap digital yang membawa cara baru bagi brand untuk terhubung dan engage dengan audiens target mereka…

Menjelajahi Metaverse: Panduan Branding di Dunia Virtual dengan Matriks Immersive Engagement Metaverse
Belakangan ini kata metaverse sering digaungkan dan berbagai brand mulai merambah ke dunia virtual ini dengan harapan dapat berinteraksi dengan audiens secara lebih mendalam…